Selasa, 08 Desember 2015

Pilkada dan Hari Anti Korupsi: Sebuah Pengingat bagi Kita Semua


9 Desember 2015 bukan hanya menjadi hari penting karena digelarnya Pilkada serentak di berbagai daerah, tetapi juga bertepatan dengan peringatan Hari Anti Korupsi Internasional (HAKI). Sebuah kebetulan yang menarik, mengingat pilkada dan isu korupsi sebenarnya memiliki keterkaitan yang erat. Di saat masyarakat menggunakan hak pilihnya untuk menentukan pemimpin daerah, ada pengingat besar bahwa pemimpin yang terpilih haruslah memiliki integritas dan bersih dari praktik korupsi.

Bagi para aktivis mahasiswa, peringatan HAKI bukan sekadar seremoni belaka. Ini adalah momentum refleksi, sejauh mana peran mereka dalam mengawal kebijakan publik agar tetap berada pada jalur yang benar. Mahasiswa, sebagai bagian dari kaum intelektual, memiliki tanggung jawab moral untuk terus mengawasi, mengkritisi, dan mengingatkan pemerintah agar tidak terjebak dalam pusaran korupsi yang merusak tatanan demokrasi.


Korupsi di Indonesia bukan lagi sekadar masalah individu, melainkan sudah menjadi persoalan sistemik. Berkali-kali kita melihat kasus besar yang melibatkan pejabat publik, dari tingkat daerah hingga nasional. Pilkada sebagai mekanisme demokrasi sejatinya bertujuan untuk melahirkan pemimpin yang amanah. Namun, bagaimana jika prosesnya justru dirusak oleh politik uang dan transaksi kepentingan? Bukankah itu adalah pintu masuk bagi praktik korupsi yang lebih besar?


Dalam konteks ini, masyarakat juga harus lebih cerdas dan kritis dalam memilih pemimpin. Jangan sampai pragmatisme jangka pendek seperti menerima uang atau bantuan menjelang pemilu membuat kita kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pemimpin yang benar-benar peduli pada rakyat. Pilkada seharusnya menjadi momen memilih pemimpin dengan rekam jejak bersih, bukan sekadar yang paling banyak memberi janji manis.


Selain itu, peran lembaga negara seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Ombudsman, dan aparat penegak hukum lainnya harus terus diperkuat. Tanpa penegakan hukum yang tegas, korupsi hanya akan menjadi lingkaran setan yang terus berulang. Di sisi lain, kesadaran masyarakat untuk tidak memberi ruang bagi praktik korupsi dalam kehidupan sehari-hari juga harus ditingkatkan.


Pada akhirnya, baik Pilkada maupun peringatan HAKI adalah momen penting bagi kita untuk mengevaluasi kualitas demokrasi di negeri ini. Jika kita ingin Indonesia yang lebih baik, maka kita harus mulai dari memilih pemimpin yang benar, serta memastikan mereka tetap berada di jalur yang lurus. Karena jika korupsi terus merajalela, bukankah kita hanya akan mengulang sejarah yang sama? Atau jangan-jangan kita sudah terlalu nyaman dengan keadaan ini? 

9 Desember 2015

Oleh Azka Sudrajat
Penulis adalah Ketua UMUM PC PMII Kota Tasikmalaya 2014 - 2015

Related Posts

Pilkada dan Hari Anti Korupsi: Sebuah Pengingat bagi Kita Semua
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Like the post above? Please subscribe to the latest posts directly via email.