Kamis, 03 Desember 2015

Dua Ulama Berpulang di Hari yang Sama, Umat Berduka

Gambar. Koran Radar Tasikmalaya

مَوْتُ الْعَالِمِ مُصِيبَةٌ لا تُجْبَرُ ، وَثُلْمَةٌ لا تُسَدُّ , وَنَجْمٌ طُمِسَ ، مَوْتُ قَبِيلَةٍ أَيْسَرُ مِنْ مَوْتِ عَالِمٍ

“Meninggalnya ulama adalah musibah yang tak tergantikan, dan sebuah kebocoran yang tak bisa ditambal. Wafatnya ulama laksana bintang yang padam. Meninggalnya satu suku lebih mudah bagi saya daripada meninggalnya satu orang ulama.” (HR. ath-Thabarani dalam Mu’jam al-Kabir dan al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman dari Abu Darda).

Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Umat Islam berduka. Tanggal 3 Desember menjadi hari yang berat bagi Nahdlatul Ulama dan masyarakat muslim Indonesia. Dua sosok ulama kharismatik berpulang dalam waktu yang berdekatan, meninggalkan duka mendalam bagi para santri, murid, dan masyarakat yang menjadikan mereka panutan.


Kabar pertama datang dari KH. Slamet Efendi Yusuf, Wakil Ketua PBNU yang juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum PP GP Ansor selama dua periode. Sosok beliau bukan hanya dikenal di lingkungan NU, tetapi juga dalam dunia politik nasional, setelah mengabdikan diri sebagai anggota DPR RI dari Partai Golkar selama hampir dua dekade (1992-2009). Kepergiannya meninggalkan jejak perjuangan panjang dalam membangun moderasi Islam di Indonesia.


Tak berselang lama, duka kembali menyelimuti warga Nahdliyin. Ketua PCNU Kabupaten Tasikmalaya, KH. Cholis Tisnawan, menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit TMC Tasikmalaya. Kabar ini menyebar dengan cepat dan menyentak hati masyarakat, mengingat beliau adalah figur ulama yang dihormati dan selalu menjadi rujukan dalam berbagai persoalan umat di Tasikmalaya.


KH. Cholis diketahui telah lama berjuang melawan penyakit yang dideritanya. Beberapa bulan terakhir, beliau menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Namun, takdir Allah berkata lain, beliau akhirnya berpulang, meninggalkan warisan keilmuan dan kebijaksanaan yang akan selalu dikenang oleh masyarakat dan para santrinya.


Kepergian dua ulama besar di hari yang sama seakan menjadi pengingat bagi kita semua akan kefanaan hidup dan pentingnya meneruskan perjuangan mereka. NU dan umat Islam pada umumnya kehilangan sosok yang selama ini menjadi penyangga dakwah ahlussunnah wal jamaah di Indonesia.


Kini, tugas generasi penerus adalah menjaga warisan pemikiran, perjuangan, dan semangat kebangsaan yang telah mereka bangun. Kepergian mereka memang meninggalkan duka, tetapi semangat perjuangan mereka harus terus hidup dalam setiap langkah kita.


Semoga Allah SWT menerima amal ibadah KH. Slamet Efendi Yusuf dan KH. Cholis Tisnawan, mengampuni dosa-dosa mereka, serta menempatkan mereka di tempat terbaik di sisi-Nya. Amin ya Rabbal ‘Alamin.


Penulis adalah Ketua Umum PC PMII Kota Tasikmalaya 2014-2015

Related Posts

Dua Ulama Berpulang di Hari yang Sama, Umat Berduka
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Like the post above? Please subscribe to the latest posts directly via email.