Usia yang ke 23 tahun telah menandai perjalanan panjang Kota Tasikmalaya dalam mengukir sejarah dan mewarnai kehidupan warganya. Sebagai salah satu daerah termuda, Kota Tasikmalaya telah mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Namun, di balik gemerlap perkembangan tersebut, terdapat sejumlah tantangan yang perlu kita renungkan bersama.
Paradoks antara status sebagai pusat ekonomi dan tingginya angka kemiskinan menjadi salah satu isu krusial yang perlu segera diatasi. Begitu pula dengan masalah sampah yang semakin menggunung dan mengancam lingkungan. Ingatan akan Tasikmalaya sebagai Kota Resik perlu kita kobarkan kembali.
Masalah kemiskinan yang masih menghantui sebagian warga, maraknya aksi geng motor, badut anak, anak jalanan, hingga persoalan stunting yang mengancam generasi penerus, menjadi catatan penting yang harus kita renungkan.
Bahkan dulu, kita mengenal Kota Tasik sebagai Kota Seribu Bukit. Namun, keindahan alam itu perlahan terkikis oleh eksploitasi yang tak terkendali. Bukit-bukit gundul menjadi saksi bisu atas ketidakpedulian kita terhadap lingkungan.
Ditengah berbagai tantangan tersebut, kita patut bersyukur atas tumbuh suburnya industri kreatif di Kota Tasikmalaya. Kreativitas anak muda Tasik sangat luar biasa, ini adalah bukti bahwa potensi muda, semangat inovasi dan kolaborasi masih sangat tinggi di kota ini.
Ke depan, kita harus membangun optimisme bahwa Kota Tasikmalaya akan menjadi kota yang lebih baik lagi. Dengan sinergi yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait, kita mampu mewujudkan sebuah Kota di mana setiap warganya dapat hidup dengan layak dan sejahtera.
Wilujeng milangkala ke 23 Kota Tasikmalaya. Mari kita jadikan momentum ulang tahun ini sebagai titik balik untuk membangun Kota Tasikmalaya yang lebih maju berkelanjutan dan inklusif.
Azka Sudrajat
Ketua LAKPESDAM PCNU Kota Tasikmalaya